Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Pable Textile: Sulap Limbah Tekstil Menjadi Inovasi Berkelanjutan

23 Maret 2025 | 10.47 WIB | 0 Views Last Updated 2025-06-03T01:58:49Z


Gambar Pable.id Textile (Sumber: Dokumentasi Tim Comvir)


Surabaya, Comnvironment -- Tertarik pada inovasi tekstil ramah lingkungan kami berhasil mewawancarai CEO (Chief Executive Officer) sekaligus juga pemilik dari Pable.id pada Jumat (14/03/2025). Pable sendiri lahir dengan konsep perfect imperfection, yakni kesadaran bahwa material daur ulang tidak akan pernah memiliki kualitas yang sama persis dengan material yang baru. Namun, dengan inovasi dan penelitian yang tepat, kain daur ulang tetap bisa menjadi produk yang nyaman dan tahan lama.

  "Potensi limbah tekstil di Indonesia pada tahun 2018 itu 2,3 juta ton yang tidak ada data spesifik asal muasalnya dari mana. Kalau misal kita tidak punya aksi regulasi jelas untuk permasalahan ini, maka potensi limbah kita akan sampai 3,9 juta ton." Ujar Aryenda. Hal itulah yang membuat Aryenda semakin yakni harus adanya tindakan yang ia lakukan.

  Berawal dari keprihatinan Aryenda Atma terhadap jumlah limbah tekstil yang terus meningkat di Indonesia, Pable mengembangkan konsep circular economy untuk memperpanjang masa guna material tekstil yang selama ini hanya berakhir di tempat pembuangan.

Pada tahun 2017 hingga 2018, Aryenda Atma pertama kali melihat area gudang di Jawa Timur yang dipenuhi limbah tekstil. Saat itu, data mengenai limbah tekstil di Indonesia masih sangat minim, dan perhatian pemerintah terhadap isu ini belum signifikan.

Butuh 2 tahun sampai akhirnya orang mulai sadar dan punya keinginan untuk mencoba dan menjahit dari kain yang Pable produksi. Produk pable tidak hanya berhenti dikain yang bernama Pabtex (Pable Textile) tapi banyak melakukan eksplorasi. Hingga akhirnya seiring berjalannya waktu dan banyaknya kesadaran yang sudah di dapat, Pable mengenalkan hasil Pabtex baik menjual hasil kain melalui e-commers atau skala yang lebih inklusif yaitu kolaborasi designer dan brand fashion.

  Pable tidak bekerja sendiri, Pable berusaha untuk menggerakkan cukup banyak lapisan, sehingga pemahaman material dan penerapan prinsip circular economic terjalankan dengan inklusif. Hasil kain yang di produksi Pable merupakan hasil tangan yang di buat oleh komunitas penenun tradisional di desa Pasuruan, Jawa Timur.

Sejak awal, Pable memutuskan untuk langsung menggunakan kain dengan kandungan 100% daur ulang. Sebagai bentuk edukasi kepada konsumen bahwa ada alternatif yang lebih berkelanjutan dibandingkan pakaian berbahan dasar material lain yang tidak ramah lingkungan.

  Pada akhir 2024, Pable.id mengajukan sertifikasi RCS100 dari Textile Exchange dan memastikan bahwa bahan yang mereka gunakan berasal dari 100% bahan limbah domestik tanpa impor sampah dari luar negeri. dengan sertifikasi ini, mereka berharap dapat memperluas jangkauan produk mereka ke berbagai sektor industri termasuk pasar ekspor.

Dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan, Aryenda Optimistis bahwa industri ini akan semakin berkembang, terutama karena banyak negara mulai menerapkan regulasi penggunaan bahan ramah lingkungan.

Infografis perjalanan Pable.id (Sumber: Dokumentasi Tim Comvir)

"Kalau aku lihat dari tren global diluar sana dan transisi behaviour kita untuk memilih produk yang ramah lingkungan, harusnya ini menjadi salah satu potensi bisnis model cukup menarik di masa mendatang." Ujar Aryenda. Dengan peluang yang semakin besar ini, membuat Pable.id ingin terus memperkenalkan Pabtex ke pasar yang lebih luas.

Rania Wulan Istiazah (ran) dan Irfander Rayhan Harfendi Putra (ray) berkontribusi dalam pengerjaan artikel ini.

Penulis : ran
Fotografer: ran
Infografis: ran
Editor: ray

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×